Amran blog
Senin, 03 November 2008
rindu tiba-tiba
kususun raga dekat jendela
tegak menatap panorama
sesekali arah mata
tertawan di pucuk nostalgia
bertahun awan merengkuh langit
namun tak sekali ia terkait
di sana rindu beribarat
akan sua pada sahabat
dekat jendela pula rindu tiba-tiba mengerjap mata
empat lima kali mencari
namun sua tiada sekali
rindu sahabat
menerjang sepinya cerita
mengering leher dahaga
nanar segala cahaya
tanpa jawab seribu tanya
pada rembulan ku cari wajahmu
menerawanglah ilusi
sehari kemudian
kaupun terbayang
kususun raga dekat jendela
tegak menatap panorama
sesekali arah mata
tertawan di pucuk nostalgia
bertahun awan merengkuh langit
namun tak sekali ia terkait
di sana rindu beribarat
akan sua pada sahabat
dekat jendela pula rindu tiba-tiba mengerjap mata
empat lima kali mencari
namun sua tiada sekali
rindu sahabat
menerjang sepinya cerita
mengering leher dahaga
nanar segala cahaya
tanpa jawab seribu tanya
pada rembulan ku cari wajahmu
menerawanglah ilusi
sehari kemudian
kaupun terbayang
cinta
kepada pemilik hati
aku darah tanpa warna
bergejolak di segala musim
hidupku adalah kematian
sepiku terjaga di segala keramaian
namaku,segala benda dan pesisir dunia
tak di laut aku ada
tak di angin aku menderu
aku darah tanpa warna
bergejolak di segala musim
hidupku adalah kematian
sepiku terjaga di segala keramaian
namaku,segala benda dan pesisir dunia
tak di laut aku ada
tak di angin aku menderu
tak di tanah aku tertimbun
tak di gunung aku mengeras
seluas laut,angin,tanah,dan gunung
aku ada di dalam hatimu
tak di gunung aku mengeras
seluas laut,angin,tanah,dan gunung